pulang kampung ke tempatku, mampir kerumah kami untuk mengajak aku tinggal dirumahnya sekaligus membiayai sekolahku.
Om Joko bekerja disalah satu instansi pemerintah dan kebetulan beliau menempati kedudukan yg tinggi.
Om Joko bekerja disalah satu instansi pemerintah dan kebetulan beliau menempati kedudukan yg tinggi.
Om Joko memeiliki 3 orang anak yg tertua kelas 2 smp, terus yg kedua baru kelas 5 sd, sedangkan yg bontot
baru masuk TK. Istri Om Joko yg biasa aku panggil Tante Vivi seorang ibu rumah tangga dan wiraswastawatiyg tulen.
baru masuk TK. Istri Om Joko yg biasa aku panggil Tante Vivi seorang ibu rumah tangga dan wiraswastawatiyg tulen.
Tante Vivi berusia sekitar 39-40 tahun, mempuyai bentuk tubuh yg cukup bohay dan terbilang mengairahkan, dan terbilang cukup modis. Tante Vivi berkulit putih bersih dan mempuyai ukuran BH yg lumayan besar sekitar 36D.
Sejak berada di lingkungan keluarga Om Joko aku hanya berani mengagumi keindahan tubuh Tante Vivi. Keluarga Om Joko sangat baik
kepada ku.
kepada ku.
Cerita dewasa terbaru, Aku diberi kamar dibelakang rumah yg mempuyai jendela langsung ke halaman belakang rumah. Setiap pagi Tante Vivi
selalu berada dihalaman belakang rumah untuk menjemur pakaian. Disaat itu pula biasa aku telah selesai membersihkan rumah dan masuk ke kamar untuk bersiap-siap pergi sekolah.
selalu berada dihalaman belakang rumah untuk menjemur pakaian. Disaat itu pula biasa aku telah selesai membersihkan rumah dan masuk ke kamar untuk bersiap-siap pergi sekolah.
Sudah 6 bulan aku aku ikut dengan keluarga Om Joko, setelah pulang sekolah aku biasa ikut menjaga Toko yg selama
ini dikelola oleh Tante Vivi. Apabila aku berada di toko Tante Vivi akan pulang ke rumah untuk istirahat dan tdk
kembali lagi ke toko. Aku berada di toko sampai sore dan menutup ketika jam tutup toko tiba.-cerita mesum terbaru- Hari ini lumayan melelahkan karena melayani banyaknya pelanggan yg datang. Toko Tante Vivi terhitung rame, sehingga hampir tutup pun selalu ada yg datang.
ini dikelola oleh Tante Vivi. Apabila aku berada di toko Tante Vivi akan pulang ke rumah untuk istirahat dan tdk
kembali lagi ke toko. Aku berada di toko sampai sore dan menutup ketika jam tutup toko tiba.-cerita mesum terbaru- Hari ini lumayan melelahkan karena melayani banyaknya pelanggan yg datang. Toko Tante Vivi terhitung rame, sehingga hampir tutup pun selalu ada yg datang.
Setelah selesai menutup toko dan menguncinya aku berjalan menuju gang sebelah untuk pulang ke rumah, yg kebetulan
Rumah Om Joko berada di Gang sebelah Toko. Sesampai di halaman rumah aku langsung melewati lorong samping rumah seperti kebiasaan ku selama ini, kulihat digarasi mobil Om Joko belum ada berarti Beliau belum pulang kantor.
Rumah Om Joko berada di Gang sebelah Toko. Sesampai di halaman rumah aku langsung melewati lorong samping rumah seperti kebiasaan ku selama ini, kulihat digarasi mobil Om Joko belum ada berarti Beliau belum pulang kantor.
Cerita dewasa terbaru, Entah ada bisikan dari mana tanpa sengaja aku menoleh jendela kamar Tante Vivi yg kebetulan jendelanya kulewati. Sepintas kulihat tante Vivi berdiri di depan cermin sambil sesekali memutarkan badan dan memperhatikan lekuk tubuhnya sendiri. Sambil mengendap dan deg-degan kudekati jendela tersebut dengan maksud mengintip tingkah Tante Vivi
yg memancing birahiku.
yg memancing birahiku.
Setelah puas memperhatikan lekuk tubuhnya Tanti Vivi kemudian melepaskan daster yg menutupi tubuhnya kemudian melemparkannya ke atas ranjang. Makin berdetak jantungku ketika kulihat Tante Vivi hanya menggunakan BH dan Celana Dalam yg senada berwarna Hitam berenda benang emas. Kemudian Tante Vivi mulai memegang Tetek nya yg masih terbungkus BH sambil meremas-remasnya, kemudian melapaskan kaitan BH yg berada didepan dan kembali meletakan BH tersebut dilantai. Makin berdetak kencang jantungku melihat buah dada Tante Vivi yg putih mulus ada lingkaran coklat muda di tengahnya dengan puting yg tdk terlalu besar.
Tak berapa lama kemudian Tante Vivi mengambil sesuatu dari atas meja didepan cermin berbentuk tube mirip lotion dan menumpahkannya ditangan kemudian memoleskannya perlahan dan searah pada kedua buah dadanya, kejadian tersebut kulihat dari pantulan cermin dimana Tante Vivi berdiri. Melihat pemandangan tersebut aku mulai meraba penisku yg sejak tadi sudah menegang dan membentuk tonjolan (maklum aku selama ini tdk pernah mengenakan Celana Dalam) dan megelus ngelusnya.
Setelah memoles payudara dengan lotion pengencang payudara (itupun baru ku ketahui kemudian), Tante Vivi berjalan menuju meja kecil disamping ranjang mengambil koran dan meletakan koran tersebut diatas kursi kecil didepan cermin.
Aku masih belum mengerti maksud apa yg akan dilakukan Tante Vivi lagi. Kemudian Tante Vivi melepaskan Celana Dalam Hitamnya secara perlahan dan meletakan nya tdk jauh dari BH tadi. Berdesir darahku melihat tubuh Tante Vivi polos tanpa sebenangpun melekat, terus terang ini pertama kalinya aku melihat tubuh seorang wanita telanjang polos secara langsung, biasanya hanya melihat di film atau pun majalah punya teman sekelasku.
Benar-benar sempurna tubuh Tante Vivi udah putih punya tokot yg gede dan bokong pun gede pula. Dengan sepontan aku mulai mengocok penis yg udah mengeras dan terasa panas ditangan. Tante Vivi kemudian duduk diatas kursi sambil mengangkang setelah sebelumya mengambil alat cukur diatas meja. Dengan perlahan Tante Vivi mencukur bulu vaginanya yg kuperhitungkan masih tipis dan berbentuk segitiga.
Rupanya tante Vivi rajin merawat vaginanya dan tdk menginginkan bulu vaginanya tubuh liar sehingga mencukur bagian yg tumbuh diluar bentuk segitiga tersebut. Dengan perlahan dan hati- hati Tante Vivi mulai melaksanakan kegiatannya tanpa merasa curiga ada yg memperhatikannya.
Sepintas kulihat vagina tersebut berwarna agak merah merekah, hal itu membuatku mempercepat kocokan pada penisku, sehingga terasa membesar kepala penisku karena tegang sejak tadi. Sambil menghayal memasukan penis ku ke vagina Tante Vivi. Dengan cepat ku lakukan kocokan hingga pada akhirnya aku mencapai klimaks dan creeeettttt……maniku keluar menyempat bunga-bunga yg tumbuh di bawah jendela kamar Tante Vivi.
Aku hanya mengeluarkan suara kecil takut ketahuan Tante Vivi sambil menikmati sisa kenikamatan dan hanyalan yg masih ada.
Saat kutinggalkan jendela tersebut Tante Vivi masih belum selesai mencukur bulu vaginanya. Aku berjalan menuju ke pintu belakang rumah dan masuk menuju kamar dan berbaring diatas ranjang sambil mengingat kejadian tadi. Sejak saat itu aku selalu membayangkan Tante Vivi ketika hasrat birahi memenuhi ubun-ubun yg kusalurkan dengan mastrubasi.
Terkadang aku malu jika berhadapan langsung dengan Tante Vivi bila mengingat apa yg kuhayalkan apabila mastrubasi.
Selang beberapa hari kemudian ketika melewati kamar tante Vivi aku selalu menoleh siapa tahu kejadian tersebut berulang.
Setelah seminggu berlalu kejadian yg kuharapakan tdk terjadi-jadi bahkan kadang jendela tersebut telah ditutupi horden sehingga menghalangi pemandangan di dalam kamar.
Sudah menjadi kebiasaan Tante Vivi apabila berada dirumah apalagi menjelang malam tiba Tante Vivi hanya menggunakan daster. Juga sudah menjadi kebiasaan ku aku selalu mandi terakhir setelah semua orang rumah mandi. Aku memasuki kamar mandi untuk menyegarkan tubuh setelah seharian berkerja. Ketika sudah didalam kamar kulihat ada sesuatu yg tergelatak di sudut lantai kamar mandi. Kuperhartikan dengan seksama ternyata CD dan BH punya tante. Tdk seperti biasanya ada CD dan BH yg tertinggal di kamar mandi. Biasanya tante menaruh dan mengumpulkan pakain kotornya ditempat cucian di dekat mesin cuci.
Melihat pemandangan tersebut kembali nafsuku terpancing, walaupun telah lama tinggal di rumah om Joko baru kali ini aku memegang yg namanya CD dan BH tante. Pertama yg ku lakukan adalah memungut CD dan membentangkannya kuperhatikan bentuknya, teringat aku akan kejadian beberapa waktu yg lalu ketika mengintip tante. CD tersebut sama dengan yg dipakai tante waktu itu CD Hitam berenda emas.
Setelah puas memperhatikannya dengan desakan birahi yg kuat kudekatkan kehidung CD Hitam tersebut ku cium aromanya wangi yg khas. Dengan penuh nafsu ku cium bagian dari CD tersebut yg letaknya kuperkirakan pas bersentuhan langsung dengan vagina tante. Kucium dalam baunya yg membuat aku merasakan suatu sensasi baru yg sangat luar biasa.
Dengan nafsu tak tertahankan aku mulai mastrubasi, seraya membayangkan lagi menciumi vagina tante, tanganku aktif bekerja mengocok dan mengelus penisku yg sedari tadi sudah mengacungkan diri memprotes ingin dipuaskan. Tak cukup hanya mencium akupun mulai menjilati CD tersebut terutama di bagian penutup vagina, terasa sedikit asin ketika lidahku bersentuhan dengan kain CD tersebut. Tapi hal tersebut justru membuat aku semakin bernafsu dan semakin banyak darah yg terpompa ke penisku, hal tersebut terasa ketika kepala penisku yg berbentuk helm nazi semakin membesar dan panas.
Sudah hampir dua puluh menit kucium dan kujilati CD tante sambil tiarap di lantai kamar mandi dan nafsu ku pun semakin memuncak memenuhi ubun-ubun. Ketika ada semacam desakan semakin menguat kurasakan pada batang penis, kemudian CD tersebut kuletakan pada kepala penis dan kuselimuti penisku dengan CD sembari terus ku kocok….dan Creettt…..creeettt….creeettt…creeeettt kepuasan tersebut kurasakan mengaliri seluruh tubuhku. Semprotan sperma ku memenuhi dan tumpah pada gumpalan CD yg tadi menyelimuti Penis….., ku sirami CD tersebut dengan air untuk memberihkan sperma yg ada pada CD karena takut ketahuan oleh tante aku mastrubasi dengan CDnya.
Sejak saat itu ketika hasrat birahiku mulai menyerang aku pergi ketempat pakaian kotor mencari CD atau pun BH Tante sebagai teman mastrubasiku. Hal tersebut hampir ku lakukan setiap malam ketika Tante sudah masuk kamar dan tidur. Kadang kala CD tante yg kupakai mastrubasi terbawa tidur karena kecapean melewati prosesi sakral tersebut sampai pagi. Sebelum tante mencuci pakaiannya aku kembali lagi itupun setelah ku bersihkan dari sperma yg menempel.
Yg selalu membuat aku keranjingan adalah CD hitam berenda emas yg merupakan CD favoritku untuk mastrubasi. Aku bentah berlama-lama bersama CD tersebut bahkan aku rela memasukan bagian vagina kedalam mulutku. Benar-benar sensasi yg luar biasa yg kurasakan apabila mendapati CD tersebut.
Karena kebiasaan ku tersebut aku jadi tau koleksi Tante. Tante rupanya memiliki selera yg cukup fashionable untuk urusan pakaian dalam, terlihat dari CD dari bentuknya dari G-string dan berwarna indah sampai dengan CD standar biasa tapi pasti ada kekhasaannya masing-masing CD tersebut. Selang beberapa minggu kemudian Om Joko mendapat tugas dari kantor keluar kota karena Om Joko berangkat jam 7 malam.
Setelah Tante masuk kamar aku memulai kebiasanku menuju tempat pakaian kotor untuk bergeriliya mencari teman kecil untuk si Ontol. Malam itu aku aku mendapati CD G-string pink dan Lingrie seksi pink. Tanpa pikir panjang kedua benda tersebut ku bawa ke kamar kubentangkan lingrie diatas tempat tidur kemudian kuperhatikan lingrie tersebut, ada sesuatu yg memancing otakku. Ada semacam noda pada lingrie di bagian atas tepatnya di lokasi tetek ada semacam titik pulau empat buat. kemudian noda tersebut aku pegang tenyata masih basah dan aku memberanikan untuk mencium ternyata baunya tdk asing seperti bau sperma.
Ternyata Lingrie tersebut dipakai tante Vivi tadi sore untuk melayani Om Joko sebelum berangkat. Hal tersebut membuat aku berpikir ulang untuk mengunakan Lingrie sebagai teman mastrubasi. Kan nga lucu tu lingrie habis di croot masa di croot lagi…..ah nga ada sensasinya pikirku. Pandangan ku beralih ke G-string kulihat ada noda kecil juga pada bagian ujung segitiga nya dan kembali ku cium, ternyata buka bau sperma, baunya seperti bau yg selama ini aku rasakan tetapi sekarang lebih mantap. Mungkin karena cairan Tante Vivi juga banyak saat itu.
Tanpa pikir lagi lingrie tersebut ku kembalikan ke tempat pakaian kotor. Tapi lumayan hanya dengan CD G-string aja udah lebih dari cukup. Setelah kembali ke kamar kudapati kembali G-string tersebut, kembali aku melakukan prosesi ritual “Mastrubasi”. Kukocok penisku dengan perlahan sembari kembali menghayal bersetubuh dengan Tante Vivi. Meremas teteknya seraya menjilat sedapnya vagina Tante Vivi dengan bulu yg tercukur rapi. Proses jilat G-string pun tak luput dengan memejamkan mata dan menganggap yg dijilat bukan G-string tapi vagina tante. Kahayalan ku pun semakin kuat ditambah masih tersisanya aroma vagina tante yg memancing daya imajinasi ku.
“Terus Gus…nikmat..Gus…ooh…oh…”, pikirku tante berujar.
Dalam khayalanku tante membentangkan kedua belah pahanya memberikan ruang kepadaku untuk menikmati tiap tetes madu vaginanya.
“udah Gus tante udah nggak tahan mau keluarrrrr…..”, bayangku.
Masih dalam khayalanku Tante mengeluarkan cairan hingga serasa membasahi hidungku, bukannya berhenti aku malah lebih gencar melakukan serangan melalui lidahku.
“Udah Gus sekarang masukin punyamu ke tante”,
“Tante pengen kamu tutup penuh lubang tante”, bisik otakku membumbui khayalan ini. Kemudian G-string yg telah puas aku jilat dan ciumi ke letakan tepat dipenisku hingga menutupi kepalanya kemudian kukocokan dan berkhayal telah memasukan penis ke lubang vagina tante.
“Tante pengen kamu tutup penuh lubang tante”, bisik otakku membumbui khayalan ini. Kemudian G-string yg telah puas aku jilat dan ciumi ke letakan tepat dipenisku hingga menutupi kepalanya kemudian kukocokan dan berkhayal telah memasukan penis ke lubang vagina tante.
Setelah 30 menit berlalu akhirnya creettt….creeetttt dan creeetttt, G-string pun basah oleh spermaku. Kubiarkan G-string tersebut menyelimuti penisnya, hingga aku pun tertidur.
Keesokan paginya aku terbangun dengan masih melilitnya G-string tante di penisku. Segera aku bangun dan mengenakan celana pendek dan mengambil handuk untuk mandi seraya mengembalikan Teman kecil tersebut ketempat pakaian kotor setelah ku bersihkan tentunya.
Sampai di tempat cucian aku kaget karena kudapati tante sedang mencuci pakaian, segera kusimpan barang milik tante tersebut dibalik badanku.
“Udah bangun Gus”, Ujar tante
“Iya tan, ni juga mo mandi”, jawabku sembari berpikir untuk kembali ke kamar menyimpan G-string dulu, takut ketahuan tante apa yg selama ini telah aku lakukan terhadap barang-barang pribadinya, baru nanti ku kembalikan ke tempat
pakaian kotor nanti malam.
“Kenapa kamu Gus, kok pucat”,
“nga apa-apa tan”,
“Tapi kok muka kamu pucat gitu”, kemudian tante berdiri mendekatiku sembari mengulurkan tangan hendak menyentuh kepala ku. Tangan kiri ku masih mengenggam G-string di belakang tubuh.
“kepala kamu panas gini, kamu sakit ya”, tebak tante setelah tangannya mendarat diubun-ubunku. Makin gugup aku dan jantungku berdetak cepat otomatis membuat metabolisme tubuh menjadi tdk normal, sehingga aku limbung dan terjatuh.
“Iya tan, ni juga mo mandi”, jawabku sembari berpikir untuk kembali ke kamar menyimpan G-string dulu, takut ketahuan tante apa yg selama ini telah aku lakukan terhadap barang-barang pribadinya, baru nanti ku kembalikan ke tempat
pakaian kotor nanti malam.
“Kenapa kamu Gus, kok pucat”,
“nga apa-apa tan”,
“Tapi kok muka kamu pucat gitu”, kemudian tante berdiri mendekatiku sembari mengulurkan tangan hendak menyentuh kepala ku. Tangan kiri ku masih mengenggam G-string di belakang tubuh.
“kepala kamu panas gini, kamu sakit ya”, tebak tante setelah tangannya mendarat diubun-ubunku. Makin gugup aku dan jantungku berdetak cepat otomatis membuat metabolisme tubuh menjadi tdk normal, sehingga aku limbung dan terjatuh.
Tapi masih untung aku dapat mengontrol keberadaan tangan kiri yg mengenggam G-string sehingga tdk terlihat oleh tante.
“Gus…Gus…Gus… kamu kenapa”, teriak tante.
“nga apa-apa tante, mungkin tante benar saya sakit”, ujarku kemudian menghindari kesalahanku.
“nga usah mandi gih, istirahat aja hari ini nga usah sekolah”,
“Baik tan saya kembali istirahat ke kamar”,
“Iya istirahat aja dulu, ntar kalo tante udah selesai nyucinya tante bikinin kamu bubur”,
“makasih tan” ujarku seraya melangkahkan kaki menuju kamar meninggalkan tante Vivi.
“nga apa-apa tante, mungkin tante benar saya sakit”, ujarku kemudian menghindari kesalahanku.
“nga usah mandi gih, istirahat aja hari ini nga usah sekolah”,
“Baik tan saya kembali istirahat ke kamar”,
“Iya istirahat aja dulu, ntar kalo tante udah selesai nyucinya tante bikinin kamu bubur”,
“makasih tan” ujarku seraya melangkahkan kaki menuju kamar meninggalkan tante Vivi.
Dalam otakku berpikir untung saja tante untung saja tante nga memperhatikan tangan kiri ku, segera ketika sampai di kamar aku sembunyikan G-string tante di bawah kasur tempat tidur. Dan kembali aku merebahkan badan ditempat tidur sambil mengingat kejadian yg hampir membuat aku malu dan mungkin akan terusir dari rumah ini bila ketahuan apa yg kugenggam.
Setelah sekian lama kulihat dari jendela tante sedang menjemur pakaian di halaman belakang rumah. Entah disadari atau tdk oleh tante satu barang pribadi miliknya belum tercuci masih berada di kamarku dibawah kasur tepatnya. Dengan seksama kuperhatikan tante yg sedang menjemur pakaian. Tante mengenakan daster yg telah basah kena air pada bagian dada kebawah, sehingga membuat jelas cetakan tubuhnya.
Tante Vivi terlihat lebih seksi dalam keadaan tersebut, pantatnya yg besar tercetak jelas karena kain dasternya menempel. Terlihat belahan pantatnya jelas terpampang. Hal tersebut membuat birahiku memuncak dan pikiranku kembali tertuju pada G-string yg tadi aku sembunyikan. Ku lepas celana pendek ku kemudian kuambil g-sring tante untuk mastrubasi lagi sambil memandang langsung kearah tante. Prosesi ini kulakukan hingga tante selesai menjemur pakaian dan saat itupula aku kembali croot mengeluarkan sperma pada g-string tante Vivi. Ini kali kedua kulakukan pada g-string ini. setelah itu aku kembali mengenakan celana dan menyembuyikan G-string tante dibawah bantal.
yuk bergabung bersama kami
ReplyDeletedi permainan tebak angka
info lebih jelas silakan kunjugi kami...
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Link: www.togelpelangi.info